• Post with SoundCloud

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

  • Consectetur adipisicing elit

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

  • Post With Featured Image

    iam 1989 wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing...

  • Elementum mauris aliquam ut

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

Showing posts with label Puisi. Show all posts

Puisi Cinta Yang Menyentuh Hati Karya Usman Arrumy

0 comments
Puisi cinta yang menyentuh hati kali ini mempunyai kedalaman makna dan kata. Kumpulan puisi yang akan kami hadirkan dibawah ini, merupakan karya seorang pemuda yang menekuni dunia kesusastraan selama bertahun-tahun. Usman Arrumy namanya.

Selama bergelut dengan dunia sastra dia menyelami beberapa perbendaharaan kata yang kadang tak lazim digunakan oleh para sastrawan lain. Salah satu karya fenomenalnya adalah Mantra Asmara yang mampu menyihir pecinta sastra Indonesia untuk menikmati tiap helai kata yang dia sajikan.

Aku Kangen


Di kafe Cemara, di kenangan yang purba
telah kuhadapi rahasia langit dan samodra
Dan di sukmamu, Kekasih. Terpahat sabda abadi
: sebuah cinta yang mengemban amanat puisi


di hadapanmu hidupku terbuka bagai kearifan udara
kupertahankan sekian lama demi kemutlakan cinta
Kumuliakan senyummu dalam tempurung kepalaku
dan kuabdikan ingatanku untuk mengenangmu


Aku mencintaimu bukan untuk memburu sorga
juga bukan agar dapat berkelit dari neraka
Tapi semata-mata demi kehormatan seorang manusia


Aku tahu, sesungguhnya cuma hatimu
yang berkuasa menanggung kesumat-rindu
Rindu yang berasal dari kesenyapan kata-kata
yang mengada di antara sulur jarak dan sangkala


di Loka Kenangan, telah kusiasati muslihat kesunyian
kuatasi keraguan, kutaklukkan ketakutan
Tak kusangka, yang kusua justru rasa sia-sia
yang menghampar hampa bagai fatamorgana


Kerdip matamu mengingatkanku pada kefanaan kerjap bintang
yang selalu tabah mengulum malam di antara terang dan remang
Ketika kau diseberangkan takdir menjauh dari jangkauku
itulah isyarat ceruk matamu tak lagi muat menampung airmataku


Pada hari terakhir pertemuan itu
kata-katamu memanggil puisiku
seketika puisiku menafsirkan sorot matamu
Kini aku semakin tahu,
ternyata tak gampang menegakkan rindu
seperti yang kauajarkan dulu


3 July 2014. Nasr City.
Usman Arrumy* Puisi pertama di bulan Ramadhan tahun 2014.


KOPI

I

Sendirian di kafe cemara
menghalau duka-dukana

Kuterka-terka mana yang lebih getir;
Kopi yang menggenang di cangkirmu
Atau rindu yang bersarang di dadaku?

Malam menumpahkan pekatnya pada kopi
dan kopi mencurahkan daya imaji
Daya imaji mengucur jadi puisi
dan puisi berdenyut dalam nadi

Cintaku hanyut bersama arus kopi yang kautenggak
Itulah sebabnya, Kekasih.Cintaku tak akan retak
hanya karena kita berjarak

Rinduku mengalir deras bersama kopi yang kauseduh
Tak kusangka, nestapaku tumbuh justru saat kita jauh

Andai akulah cangkir itu
akan kutampung seluruh kopimu
agar kelak zuriah kita
bisa ikut merasakan getirnya

Jangan sedih, Kekasih
hanya karena kita tersisih
: asal ada secangkir kopi
kita masih punya harga diri
asal secangkir kopi tetap ada
kita tak punya alasan untuk menderita

Ketika kenangan mengguyurkan pekatnya pada kopi
kita jadi tahu bagaimana cara mensiasati gelisah ini


II

Balkon yang kini sunyi itu
pernah mempertemukan kau dan aku
Di senja yang kita keramatkan dulu
ada rindu berpaut dengan masa lalu


sesaat setelah kaureguk kopi pertama
kau menasehatiku tanpa syak-wasangka:
''Kopi yang baik adalah kopi yang dengannya
sanggup membangkitkan penyeduhnya
untuk bisa mengingat Kekasihnya''

Betapa sementara, dua cangkir kita
terbaring di meja yang sama
Kau atau aku, siapapun yang lebih dulu rindu
akan selalu menemukan sejarah dan siklus baru

jika suatu ketika, dengan cangkir yang sama
kausesap kopi itu, kuharap kau tak lupa
bahwa ampasnya telah menyimpan kenangan kita

Aku ingat, gema cecap saat kaumenyesap kopi
Seperti suara rinduku yang selalu urung berbunyi

di senja itu ada banyak hal yang gagal kusampaikan ke padamu
mungkin kata-kata telah lebih dulu mengendap di cangkir kopimu

Kesedihan seringkali datang bersama perpisahan
Nasib buruk yang wajahnya terpahat bagai nisan

Dan sadarkah kita, kelak, ada saat kau+aku akan kehabisan kopi
waktu itulah kita akan sama-sama menggigil dalam sepi
Sebab di antara kau dan aku terlanjur berjanji
bahwa harapan telah kita sebar dalam cangkir kopi


III

Kopi yang kureguk bersamamu itu
adalah kopi paling baik yang pernah kutemu

Aku suka kopi pahit
tapi mendadak menjadi legit
begitu aku menyaksikan senyummu
O, betapa masygul Ngopi denganmu

Pada tiga seduhan terakhir
kita baru merasa betapa getir
hidup yang kita hadapi
seperti kangen ini

Senyummu menyongsong penderitaanku
dan penderitaanku merdeka setelah aku menghadapmu

:Usman Arrumy

1 Mei 2014. Kafe Cemara.


KUTITIPKAN

Pada sepasang matamu
kutitipkan penglihatanku

Pada hidungmu
kutitipkan indra penciumku

Pada mulutmu
kutitipkan ucapku

Pada bibirmu
kutitipkan senyumku

Pada telingamu
kutitipkan pendengaranku

Pada tanganmu
kutitipkan elusanku

Pada kakimu
kutitipkan langkahku

Pada pundakmu
kutitipkan harapanku

Pada nadimu
kutitipkan denyutku

Pada jantungmu
kutitipkan rahasiaku

Pada hatimu
kutitipkan cintaku

Pada nyawamu
kutitipkan hidupku

Pada penamu
kutitipkan kata-kataku


KEPADA KELAK


Kutemukan tatapan zuriahku
pada sepasang matamu

Kutemukan tangis anak-cucuku
pada lelehan airmatamu

Kutemukan senyum keturunanku
pada sembir bibirmu

Kutemukan surga bagi anak-anakku
pada telapak kakimu





SENJA ITU



Setiap kali aku menghadapi puisi
Aku ingat dirimu yang menyimpan ketabahan bumi

Gerimis senja itu
rintiknya menghitung kerinduanku
Mendung yang meruyak langit itu
telah menerjemahkan kegelisahanku
Bunyi petir yang berulang memekik itu
menafsirkan suara batinku
Cahaya kilat yang berlesatan itu
telah menjelaskan percik cintaku

Setiap kali aku ditantang untuk menggubah madah
Aku ingat dirimu yang mengandung kesabaran tanah

Aku merindukanmu
seperti bumi yang telentang menanti sujudmu


Mei 2014

Read More »

Puisi Cinta Romantis

0 comments
Demi memikat hati kekasih anda, puisi cinta romantis merupakan salah satu cara demi mendapatkan hatinya. Beberapa karya sastra pujangga telah banyak membuktikan bahwa kekuatan dari sebuah kata - kata amatlah besar dalam mempengaruhi kejiwaan seseorang yang anda cintai.

Salah satu cara untuk mengungkapkan perasaan anda yang dalam yaitu dengan mengirim sebuah puisi cinta,yang menggambarkan seberapa besar rasa sayang anda ke dia. OK pada kesempatan kali ini kami akan menghadirkan 10 puisi cinta romantis yang mungkin bisa anda jadikan bahan untuk menulis puisi

1. Peri Kecil

semisal kita bermalam di Tokyo,
jalanan begitu lengang
hanya hujan salju yang menurunkan masa depan
di temaram kelap-kelip lampu jalanan

kita akan berbaring di tengah jalan,
menghirup udara yang terpental dari kesunyian
kabut-kabut berbisik tentang sulitnya berziarah pada ingatan
ada gemuruh yang membuat jantung saling menyelinap

akan kita petik sakura
dan kuselipkan di dada telingamu
sebagai pusara yang tak remuk pada waktu
terus semayam hingga fajar beranjak terbang

peri kecil,
semisal kita di Tokyo
izinkan aku membunuh deritamu
beserta luka-luka yang selama ini merenggut senyummu

2. Rindu 

dan bungabunga bermekaran disamping kamarku
mendadak anginpun berhenti berteriak
burungburung terbang menerobos senja
menyambut pergantian musim
tibatiba aku ingat dirimu!


jendela kamar menari dihantam angin
sosok bayang hadir bersama seutas senyum
lalu berkisah tentang kita
tentang  Nil yang katamu indah seperti jiwa kita


keindahan waktu itu belum bisa kulukis
katakatapun diam termenung
biarkanlah  lagulagu kesukaanmu  terus kuputar
kukeraskan volumenya agar angin mendengar
lalu mengabarkan pada senja dan burungburung

kalau aku sedang rindu!

3. Ezekiel Kekasihku

senyumku hadir bersama mentari terbit
sapaku selamat pagi untuk kekasih tercinta
melalui hembusan angin yang menggerakkan daun jendela
tanganku pepohon kokoh samping rumahnya

mengajak berdansa arungi hidup diselingi kicauan burung yang indah dan renyah
panas mentari saat siang datang
adalah lidah api cintaku yang membara
rembulan itu mataku yang terjaga saat malam tiba

aih..tak kuasa aku melihatnya dalam gelisah rindu yang tercampur bahagia cinta!
biar bunyi serangga dan jangkrik yang bilang aku selalu ada di sisinya
melalui temaram malam aku menyelimuti tubuhmu lalu mengecup keningmu
seraya bilang : "mimpi indah, sayang! bangun pagi! karena esok aku akan datang"
Semoga puisi cinta diatas, bermanfaat untuk anda



Read More »

Kumpulan Puisi Tentang Alam dan Keindahannya

0 comments
Puisi Alam dan keindahannya - Indonesia adalah zamrut khatulistiwa yang dengan pulau,lautan dan keindahan alamnya mampu mempesona dan menyihir dunia. Fakta mencengangkan tentang alam indonesia yang indah tak terbantahkan lagi, contoh saja raja ampat yang menyimpan aneka biota laut, hamparan sawah yang tersebar seantero negeri dan lagi gunung gunung tinggi yang sungguh indah dan mempesona.

Tapi keindahan alam Indonesia rasanya mulai sedikit pudar karena laku rakus manusia yang merusak hutan,lautan dan kekayaan alam indonesia. Rasa menghargai dan memaksimalkan potensi alam indonesia seharusnya harus di bina sedari dini. Berikut ini adalah puisi tentang keindahan alam yang semoga menumbuhkan rasa memiliki yang setinggi-tingginya terhadap karunia tuhan yang diberikan kepada bumi pertiwi kita tercinta.

 Negeriku

mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia

dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku

mana ada negeri sekaya negeriku?
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia

mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok dibri rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi

mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku

mana ada negeri sekaya negeriku?
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia

mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok dibri rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi

Kisah negeri Mirip surga

Kepada kalian aku ingin bercerita
Tentang negeri yang katanya mirip surga
Kau lihat di sana gunung-gunung  terbuat dari emas permata
Sungai dan lautannya berair gula jawa
Tanahnya ajaib tak ada bandingnya
Kan kau jumpai tumbuh-tumbuhan yang tak pernah ada di bumi semesta
Kecuali di sana
Ya! di negeri yang katanya mirip surga

Oh..sungguh malangnya negeri itu
Setiap malam ia menjerit kesakitan
Setiap waktu ia meratap meradang
"Oh sialnya aku! Hamparan tubuhku
Telah  dihuni orang-orang malas
Kata mereka ; buat apa kita bekerja!
Di tubuh negeri ku semuanya serba ada.
Seandainya perutmu kosong keroncongan
Kau tinggal menyelam ke sungai atau lautan
Dan mulutmu sudah penuh ikan-ikan

Atau kau tinggal tengok ladangmu
Dan di sana kau bisa memetik biji dan buah-buahan semau mu
Habiskan! Habiskan!

Kalau kau ingin cepat kaya
Pergilah ke bagian timur tubuh negeri ku
Kau akan menjumpai gunung yang terbuat dari emas permata
Keruk! Keruk lah hingga rata!

Jika kau ingin membangun rumah-rumah mewah
Tebangi saja hutan-hutan rimba tempat harimau-harimau berada
Dan jika kau masih kurang?!
 Jual atau gadaikan saja bagian-bagian tubuh negeri ku itu!

Dan yang lebih aneh!
Negeri yang kaya raya itu
Dihuni kelas-kelas manusia yang tak jelas
Yang  atas sukanya mencuri dan tebar pesona sana-sini
Yang menengah lebih nyaman menjilat pantat karena hangat
Yang bawah gemar memelihara tuyul dan lebih suka jadi babi daripada manusia

Ckckckck....Padahal dulu manusia-manusia yang tinggal di situ
Menentang habis segala bentuk keserakahan dan kebodohan
Mereka dengan jiwa dan raga tergerak maju serentak
Mempertahankan negeri dari penjajah yang ingin melukai tubuh dan hati sang negeri
Mereka berkumpul dari berbagai penjuru
Barat, tengah dan timur
Melebur jadi satu
satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa
Mereka berjuang
Mereka giat bekerja
Mumpung jiwa kami masih muda" kata mereka "
Dan mereka pun bersumpah :
Kami pemuda-pemudi negeri mirip surga tidak akan malas bekerja
Kami pemuda-pemudi negeri mirip surga tidak akan serakah apalagi menjual negeri sendiri
Kami membenci tikus-tikus yang memakan padi di lumbung sendiri
Kami pemuda-pemudi negeri mirip surga selalu menjaga dan melestarikan kekayaan alam negeri kami
Kami pemuda-pemudi negeri mirip surga akan selalu marah melihat kemunduran, kebodohan dan penindasan
Kami pemuda-pemudi negeri mirip surga selalu mengedepankan akal dan hati nurani

Kami adalah pemuda pemudi!

Tapi itu dulu...dulu....sekali!

Semoga saja kumpulan puisi tentang alam memberi kita kesadaran untuk selalu menghargai alam



Read More »

Puisi Chairil Anwar dari masa ke masa

0 comments
Chairil Anwar adalah seorang sastrawan dan penyair kenamaan Indonesia. Berbagai puisi Chairil Anwar tak usang dimakan masa.Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun.Hampir semua puisi-puisi yang ia tulis merujuk pada kematian.Namun saat pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.

Salah satu kata bijak beliau adalah “sekali berarti sesudah itu mati”. kata bijak diatas menggambarkan nilai - nilai idealisme yang tinggi dan keberaniannya menyakini sebuah kebenaran.Selama hidupnya, Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi; kebanyakan tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Puisi terakhir Chairil berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, ditulis pada tahun 1949, sedangkan karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi.

Berikut ini adalah kumpulan puisi chairil anwar terfonemenal yg semoga saja memberikan anda inspirasi dalam menyikapi berbagai laku sosial disekitar anda





AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan akan akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya

Di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam

Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

HAMPA

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut

Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.

Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda

Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS 

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,

Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;

Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku.

RUMAHKU

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak

Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu

27 april 1943

DOA
 
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah…

1944


Derai-derai Cemara

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

Tuti Artic

Antara bahagia sekarang dan nanti jurang ternganga,
adikku yang lagi keenakan menjilat es artic;
sore ini kau cintaku, kuhiasi dengan susu + coca cola
isteriku dalam latihan; kita hentikan jam berdetik.
Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal terasa
-ketika kita bersepeda kuantar kau pulang -
panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara,
mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang.
Pilihanmu saban hari menjemput, saban kali bertukar;
Besok kita berselisih jalan, tidak kenal tahu:
Sorga hanya permainan sebentar.
Aku juga seperti kau, semua lekas berlalu
Aku dan Tuti + Greet + Amoi… hati terlantar,
Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar.

Lagu Siul

Laron pada mati
Terbakar di sumbu lampu
Aku juga menemu
Ajal di cerlang caya matamu
Heran! Ini badan yang selama berjaga
Habis hangus di api matamu
‘Ku kayak tidak tahu saja


Yang Terampas Dan Yang Terputus

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku



 Semoga dengan membaca puisi karya chairil anwar anda termotivasi untuk terjun dalam dunia kesusastraan terutama puisi. Dan semoga dengan membacanya anda akan tercerahkan


Read More »