Puisi Cinta Yang Menyentuh Hati Karya Usman Arrumy

Puisi cinta yang menyentuh hati kali ini mempunyai kedalaman makna dan kata. Kumpulan puisi yang akan kami hadirkan dibawah ini, merupakan karya seorang pemuda yang menekuni dunia kesusastraan selama bertahun-tahun. Usman Arrumy namanya.

Selama bergelut dengan dunia sastra dia menyelami beberapa perbendaharaan kata yang kadang tak lazim digunakan oleh para sastrawan lain. Salah satu karya fenomenalnya adalah Mantra Asmara yang mampu menyihir pecinta sastra Indonesia untuk menikmati tiap helai kata yang dia sajikan.

Aku Kangen


Di kafe Cemara, di kenangan yang purba
telah kuhadapi rahasia langit dan samodra
Dan di sukmamu, Kekasih. Terpahat sabda abadi
: sebuah cinta yang mengemban amanat puisi


di hadapanmu hidupku terbuka bagai kearifan udara
kupertahankan sekian lama demi kemutlakan cinta
Kumuliakan senyummu dalam tempurung kepalaku
dan kuabdikan ingatanku untuk mengenangmu


Aku mencintaimu bukan untuk memburu sorga
juga bukan agar dapat berkelit dari neraka
Tapi semata-mata demi kehormatan seorang manusia


Aku tahu, sesungguhnya cuma hatimu
yang berkuasa menanggung kesumat-rindu
Rindu yang berasal dari kesenyapan kata-kata
yang mengada di antara sulur jarak dan sangkala


di Loka Kenangan, telah kusiasati muslihat kesunyian
kuatasi keraguan, kutaklukkan ketakutan
Tak kusangka, yang kusua justru rasa sia-sia
yang menghampar hampa bagai fatamorgana


Kerdip matamu mengingatkanku pada kefanaan kerjap bintang
yang selalu tabah mengulum malam di antara terang dan remang
Ketika kau diseberangkan takdir menjauh dari jangkauku
itulah isyarat ceruk matamu tak lagi muat menampung airmataku


Pada hari terakhir pertemuan itu
kata-katamu memanggil puisiku
seketika puisiku menafsirkan sorot matamu
Kini aku semakin tahu,
ternyata tak gampang menegakkan rindu
seperti yang kauajarkan dulu


3 July 2014. Nasr City.
Usman Arrumy* Puisi pertama di bulan Ramadhan tahun 2014.


KOPI

I

Sendirian di kafe cemara
menghalau duka-dukana

Kuterka-terka mana yang lebih getir;
Kopi yang menggenang di cangkirmu
Atau rindu yang bersarang di dadaku?

Malam menumpahkan pekatnya pada kopi
dan kopi mencurahkan daya imaji
Daya imaji mengucur jadi puisi
dan puisi berdenyut dalam nadi

Cintaku hanyut bersama arus kopi yang kautenggak
Itulah sebabnya, Kekasih.Cintaku tak akan retak
hanya karena kita berjarak

Rinduku mengalir deras bersama kopi yang kauseduh
Tak kusangka, nestapaku tumbuh justru saat kita jauh

Andai akulah cangkir itu
akan kutampung seluruh kopimu
agar kelak zuriah kita
bisa ikut merasakan getirnya

Jangan sedih, Kekasih
hanya karena kita tersisih
: asal ada secangkir kopi
kita masih punya harga diri
asal secangkir kopi tetap ada
kita tak punya alasan untuk menderita

Ketika kenangan mengguyurkan pekatnya pada kopi
kita jadi tahu bagaimana cara mensiasati gelisah ini


II

Balkon yang kini sunyi itu
pernah mempertemukan kau dan aku
Di senja yang kita keramatkan dulu
ada rindu berpaut dengan masa lalu


sesaat setelah kaureguk kopi pertama
kau menasehatiku tanpa syak-wasangka:
''Kopi yang baik adalah kopi yang dengannya
sanggup membangkitkan penyeduhnya
untuk bisa mengingat Kekasihnya''

Betapa sementara, dua cangkir kita
terbaring di meja yang sama
Kau atau aku, siapapun yang lebih dulu rindu
akan selalu menemukan sejarah dan siklus baru

jika suatu ketika, dengan cangkir yang sama
kausesap kopi itu, kuharap kau tak lupa
bahwa ampasnya telah menyimpan kenangan kita

Aku ingat, gema cecap saat kaumenyesap kopi
Seperti suara rinduku yang selalu urung berbunyi

di senja itu ada banyak hal yang gagal kusampaikan ke padamu
mungkin kata-kata telah lebih dulu mengendap di cangkir kopimu

Kesedihan seringkali datang bersama perpisahan
Nasib buruk yang wajahnya terpahat bagai nisan

Dan sadarkah kita, kelak, ada saat kau+aku akan kehabisan kopi
waktu itulah kita akan sama-sama menggigil dalam sepi
Sebab di antara kau dan aku terlanjur berjanji
bahwa harapan telah kita sebar dalam cangkir kopi


III

Kopi yang kureguk bersamamu itu
adalah kopi paling baik yang pernah kutemu

Aku suka kopi pahit
tapi mendadak menjadi legit
begitu aku menyaksikan senyummu
O, betapa masygul Ngopi denganmu

Pada tiga seduhan terakhir
kita baru merasa betapa getir
hidup yang kita hadapi
seperti kangen ini

Senyummu menyongsong penderitaanku
dan penderitaanku merdeka setelah aku menghadapmu

:Usman Arrumy

1 Mei 2014. Kafe Cemara.


KUTITIPKAN

Pada sepasang matamu
kutitipkan penglihatanku

Pada hidungmu
kutitipkan indra penciumku

Pada mulutmu
kutitipkan ucapku

Pada bibirmu
kutitipkan senyumku

Pada telingamu
kutitipkan pendengaranku

Pada tanganmu
kutitipkan elusanku

Pada kakimu
kutitipkan langkahku

Pada pundakmu
kutitipkan harapanku

Pada nadimu
kutitipkan denyutku

Pada jantungmu
kutitipkan rahasiaku

Pada hatimu
kutitipkan cintaku

Pada nyawamu
kutitipkan hidupku

Pada penamu
kutitipkan kata-kataku


KEPADA KELAK


Kutemukan tatapan zuriahku
pada sepasang matamu

Kutemukan tangis anak-cucuku
pada lelehan airmatamu

Kutemukan senyum keturunanku
pada sembir bibirmu

Kutemukan surga bagi anak-anakku
pada telapak kakimu





SENJA ITU



Setiap kali aku menghadapi puisi
Aku ingat dirimu yang menyimpan ketabahan bumi

Gerimis senja itu
rintiknya menghitung kerinduanku
Mendung yang meruyak langit itu
telah menerjemahkan kegelisahanku
Bunyi petir yang berulang memekik itu
menafsirkan suara batinku
Cahaya kilat yang berlesatan itu
telah menjelaskan percik cintaku

Setiap kali aku ditantang untuk menggubah madah
Aku ingat dirimu yang mengandung kesabaran tanah

Aku merindukanmu
seperti bumi yang telentang menanti sujudmu


Mei 2014

0 comments: