Kata - Kata Mutiara Cinta Penuh Inspirasi

Kata - Kata Mutiara Cinta Penuh Inspirasi - Cinta  merupakan anugrah terbesar tuhan yang patut kita syukuri, oleh karena itu,genggam erat tangan orang yang anda cintai agar tak lepas  dari kehidupan anda.Berbagai koleksi kata mutiara cinta yang  romantis kali ini akan kami sajikan untuk anda semua dari berbagai kisah percintaan, romantisme, petualangan dan juga perjuangan cinta.

Cinta kadang memberikan kita sebuah inspirasi, termasuk juga kata mutiara cinta. Jika anda sedang jatuh cinta, inilah kumpulan terbaru kata cinta yang semoga saja cocok untuk anda. Cinta sama halnya dengan berbagi,ia mau menerima dan tulus memberi. Hiduplah dengan penuh rasa cinta, niscaya kebahagian akan senantiasa menyertai anda.






Kumpulan Syair Cinta terbaru


Menjaga Setia

Ombak menerjang karang cinta kita
tak henti goyahkan kita
Kokoh cintaku telah dalam memalung
memprasasti di dasar hatiku

Yakinlah padaku
kutakkan pernah berpaling
untuk selalu menjaga setia padamu
di setiap nafasku hanyalah indahmu
kan kubawa kau ke damai
negeri indah di pelangi

Biarkan saja berjuta bunga merekah
namun kau tetap kembang di hatiku
Biar saja orang lemahkanmu
namun hatiku tetap untukmu

Bahagiaku ada pada dirimu
mengaliri saraf sadarku
damailah hatimu rebah di hatiku
ku selalu menjaga setia padamu.


Cinta Dusta

Aku tak pernah peduli dengan diriku
Karena yang selalu ku pedulikan adalah dirimu
Aku tak pernah peduli dengan hidupku
Karena yang selalu ku pedulikan adalah hidupmu

Cintamu membuatku mati beku
Karena cintamu melengkapi hidupku
Hidupku tak sempurna tanpa hadirnya dirimu
Karena kamu yang terukir indah di dalam hatiku

Tapi rasa itu kini tlah sirna
Karena cinta tlah berhianat
Kau meninggalkanku demi dia
Dia yang tlah mengambil kau dari hidupku

Hidupku kini terasa kosong terasa hampa
Karena cinta yang melengkapi hidupku tlah sirna
Tlah sirna ditelan penghianatan cinta
Kebencian mendalam kini yang tersisa


Bagai Rama Dan Shinta

jika sore ini kau datang dengan kembang
akan kubalas tandangmu dengan tembang
jika kau datang dengan seulas senyuman
pasti kan kusambut dengan dekap pelukan 

namun bila ternyata kau tak pernah datang
maka biarkan sang bayu yang menceritakan
tentang sebuah kenistaan asmara khayalan
yang terukir pada ketinggian cadas impian

kuharap engkau datang untuk mengikrarkan
sebuah nota riel tentang kesungguhan cinta
direlung hati yang terdalam dan berketetapan
ukir sejarah tentang tembang bhagawat githa
 


Kerinduanku

Seperti kemarau yang menanti hujan
Kutunggu kabar mu yang masih diam
Apakah diri mu baik-baik saja..?

Seperti tanah tandus yang tersenyum karena deras merebas
Aku hanya bisa mengucap salam dengan doa
Agar kau tak pernah kurang
Selalu tersenyum karena bahagia menjelang kita bersama..

Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas penantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada ruang di hatimu
Untuk ku, sedikit saja, tolong bicaralah
Pada tanah membentang
Pada pohon-pohon rindang

Setidaknya biar ada tanda yg bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Karena aku selalu berjalan menuju mu..
 


Kereta Cinta

Andai akulah gerbong kosong itu,
akan kubawa kau dalam seluruh perjalananku
Di antara orang berlalang-lalu,
ada masinis dan para portir
Di antara kenanganku denganmu,
ada yang berpangkal manis berujung getir
Cahaya biru berkelebat dalam gelap,
kunang-kunang di gerumbul malam
Serupa harapanku padamu yang lindap,
tinggal kenang timbul-tenggelam
Dua garis rel itu, seperti kau dan aku,
hanya bersama tapi tak bertemu
Bagai balok-balok bantalan tangan kita bertautan,
terlalu berat menahan beban
Di persimpangan kau akan bertemu garis lain,
begitu pula aku
Kau akan jadi kemarin,
kukenang sebagai pengantar esokku
Mungkin kita hanya penumpang,
duduk berdampingan tapi tak berbincang,
dalam gerbong yang beringsut
ke perhentian berikut
Mungkin kau akan tertidur dan bermimpi tentang bukan aku,
sedang aku terus melantur mencari mata air rindu
Tidak, aku tahu, tak ada kereta menjelang mata air
Mungkin kau petualang yang (semoga tak) menganggapku tempat parkir
Kita berjalan dalam kereta berjalan
Kereta melaju dalam waktu melaju
Kau-aku tak saling tuju
Kau-aku selisipan dalam rindu
Jadilah masinis bagi kereta waktumu,
menembus padang lembah gulita
Tak perlu tangis jika kita sua suatu waktu,
sebab segalanya sudah beda
Aku tak tahu kapan keretaku akan letih,
tapi aku tahu dalam buku harianku kau tak lebih dari sebaris kalimat sedih
 


Bulan Matahari

Bulan merah telah terpenggal
Mencampakkan tangan hunuskan amarah
Berjelaga pada kanvas kanvas purba
Tengadahkan bait doa papa di seloka malam

Sunyi dan sesatkan marutha yang berhembus
Mengasah rayu berintrik masa lalu
Hening dalam tikaman titian asa
Haruskah terus larut bersama waktu yang kian berjalan

Matahariku telah temaram
Bersama gemintang utara yang menjelang
Hingga lelah terpanggulkan pada senandung fajar
Menamparkan gelapnya malam
Yang menggores laksana serunai menikam kalam

Kini aku terlahir bagai tinta tanpa pena
Mengoyak jiwa jiwa dangkal yang berijazah ambisi
Menguliti biji besi yang berkarat akan sebuah hati
Hingga mimpi bangunkan raga mati
Aku hanya senandung malam yang berselimut matahari
 

Cinta Sejati

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan..
Dua tangan untuk memegang..
Dua telinga untuk mendengar..
Dan dua mata untuk melihat..

Tetapi mengapa..
Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita..
Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati..
Pada seseorang untuk kita mencarinya.

Itulah Cinta …
Jika engkau tak mampu menjalaninya dengan hanya sekeping hati.
Cintailah dia yang membuatmu nyaman..
Dia yang membuatmu merasa senang..
Dia yang selalu memberikan kebaikan..

Dan dia yang selalu membawamu lebih dekat dengan Tuhan..
Itulah sesungguhnya cinta yang sejati..
 



 Diantara pilihan..

Kutatap bayangmu dalam lamunanku,
Rasanya usai ku berlalu,
Mengubur rasa yang tersisa,
Adalah ketidakberdayaan,

Memeluk rindu adalah pilu,
Mengais kasih adalah sunyi,
Pada tebing tinggi,
Jiwa di keabadian,

Usai sudah langkahku,
Pada kekokohan diri,
Pada keyakinan hati yang tercabik,
Pada kepercayaan yang tersia,

Biar waktu mengalirkan resahku,
Membentuk anak sungai diharibaanku,
Tempatku bermuara di kefanaan,
Tempatku bernaung di kehampaan,

Aku tak kan susuri hatiku,
Cukuplah ketiadaberdayaan ini,
Menggilasku dalam dentuman waktu,
Dalam bisingnya keramaian,

Aku kan beranjak pergi,
Dari hati yang tiada di kekuatan,
Aku kan berlalu,
Dihati yang bukan millikku,

Mungkin aku adalah ketiadaan,
Diantara egoku yang kosong,
Diantara keyakinan yang rapuh,
Yang tak memiliki apapun lagi,

Percikan senyummu diatas getirku,
Saat kau tak tahu siapa diriku,
Saat kau samar mengenalku,
Saat kau bimbang dengan cintamu,

Namun hati ini kan bersemi,
Menyimpan dirimu dalam cintaku,
Yang tiada terpahami,
Dan tiada pula kumengerti,

Bersatulah dirimu dalam keyakinanmu,
Tepikanlah diriku dijalanmu,
Jangan kau pandang getirnya hatiku,
Menyembunyikan semua rasaku,

Bahagiamu adalah kasih yang abadi,
Ketulusanmu adalah cinta yang suci,
Kasihmu kan selalu bersemi dihati,
Mengiringi di setiap waktuku yang tersisa.
Untukmu..


Hujan Dan Rinduku

Hujan ini deras tanpa guntur.
Tanpa suara-suara katak mendengkur.
Tak sisakan celah kering di tanah gersang tak subur.
Mengubah debu menjadi lumpur.
Kau..
Insan yang sedari tadi lamunku menjangkau.
Dengan benak dan khayal menujumu ku merantau.
Tanpa galau.
Fokus pasti dalam angan oleh pertemuan lampau.
Sayang..
Apakah kini padaku juga lamunmu melayang?
Mungkin ya hayalku dan khayalmu bersua disebuah alam
bayang.
Melambai bebas bak kipas seorang dayang.
Aku merindukanmu.
Kini dan esokku..
 



Dibatas Senja

 Desir sayup terdengar dalam desah
kala senja mencumbui gelora
beranjak menyongsong malam
yang gelisah ingin menggeliat dalam dekapan purnama

Ingin kukecup bibir malam
menyusuri cakrawala dengan gemintang
menyibak ilalang dan rerumputan gersang
yang menyimpan rahasia
kesegaran semesta

Malampun semakin menggeliat
pasrah menanti tikaman rindu
sementara juluran lidah cahaya rembulan
mengembara liar
lunglaikan atma surgawi

Masihkah ku sanggup
menyibak tirainya kabut malam
hingga sang fajar menantangku bersama matahari
namun semua hanyalah ilusyku yang hanya ambigu ragu

0 comments: